Trend, Teman, Terpaksa...
3T : Trend, Teman dan Terpaksa Ikut Pilihan Orang Tua, Tiga Kesalahan Utama Memilih Karier bagi Siswa SMA.
Cita-citaku (cita-citaku)Menjadi anak pinterCita-citaku (cita-citaku)Ingin jadi presiden Demikian penggalan reffrain lagu anak-anak dengan judul "Susan Punya Cita-Cita". Lagu lawas tersebut diperkenalkan pada tahun 1990-an, oleh Ria Enes dengan bonekanya, Susan. Lirik lagunya sederhana, nadanya enak didengar dan menampilkan trend karier pada saat itu. Tiga profesi favorit yang jadi pilihan anak dan remaja Indonesia pada saat itu yaitu menjadi dokter, insinyur dan presiden. Kesalahan Pertama : Memilih Jurusan Hanya Mengikuti TrendJika dibuat versi baru, maka profesi favorit pilihan remaja Indonesia pada saat ini masih kedokteran, sementara insinyur dan presiden mengalami sedikit pergeseran.Berdasarkan data dari beberapa sumber maka pilihan jurusan yang paling favorit di Indonesia adalah program studi kedokteran. Program studi ini diminati oleh kebanyakan siswa lulusan SMA di Indonesia. Walaupun biayanya mahal, program studi kedokteran tetap menjadi pilihan utama. Masih kurangnya tenaga kedokteran dan tingginya kebutuhan tenaga kedokteran di Indonesia menjadi faktor utama besarnya minat terhadap program studi kedokteran .Fakta dan data yang menunjukkan perubahan trend yang sangat cepat dapat dinikmati dari hasil penelitian mutakhir. Video Did You Know (Karl Fisch, 2007) yang ditonton lebih dari 5 juta pengunjung Youtube dan dibuat dalam lebih dari 50 versi menunjukkan cepatnya perubahan trend. Video hasil penelitian tersebut menampilkan fakta perubahan dunia yang begitu cepat, khususnya berkaitan dengan pilihan karier dan masa depan. Pekerjaan dan profesi baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya muncul dengan pesat secara silih berganti. Trend selalu bergerak dan berubah dengan kecepatan yang sulit diikuti. Pilihan yang sekarang difavoritkan, tidak akan bertahan selamanya. Pemilihan karier yang dilakukan semata-mata mengandalkan trend memiliki resiko tinggi dan berbahaya. Kesalahan Kedua : Sekedar Ikut-ikutan temanSeorang peserta seminar Sukses Setelah Sekolah pernah berkata, "Pak, saya masuk jurusan Komputer karena ikutan teman saya. Nilai dia bagus dan lulus tepat waktu karena dia suka dengan jurusannya. Tetapi nilai saya jelek dan sekarang hampir DO karena saya tidak suka jurusan Komputer.Siswa SMA yang masih berusia remaja seringkali belum memiliki kematangan dan adaptabilitas karier yang cukup untuk membuat pilihan karier yang tepat. Menurut Super (Gunawan, 2013), remaja SMA berada dalam masa eksplorasi karier yang seringkali membuat remaja menjadi galau akan pilihan karier. Dalam kegalauannya, maka saran dan alternatif teman menjadi pengobat kebingungan hati sementara yang sekali berujung pada kesalahan yang semakin mendalam. Kesalahan Ketiga : Terpaksa Mengikuti Keinginan Orang tuaDalam satu kesempatan seusai membawakan sesi tentang parenting, seorang Bapak menghampiri saya dan mengajukan permintaan yang unik. Bapak ini seorang pengusaha, ingin supaya anaknya menjadi pengusaha dan ingin "memesan" supaya hasil tes psikologi yang didapatkan anaknya nanti menghasilkan profil pengusaha seperti yang dinginkan. Bapak ini sangat sayang kepada anaknya dan berkeyakinan bahwa masa depan yang terbaik bagi sang anak adalah menjadi seorang pengusaha.Bapak ini melupakan satu fakta sederhana bahwa masa depan dan hak pribadi untuk memilih karier anak ada di tangan anaknya sendiri. Orang tua seharusnya hanya menjadi pendamping, pembimbing dan fasilitator dalam pengambilan keputusan karier. Peran orang tua diperlukan, tetapi bukan yang utama karena pada akhirnya anaklah-bukan orang tua yang akan menjalankan semua proses belajar itu.